SENI BELA DIRI
Seni bela diri merupakan satu kesenian yang ada atau timbul pada
diri seseorang untuk mempertahankan diri. Seni bela diri telah lama ada
dan pada mulanya berkembang dan di gunakan di medan pertempuran. Namun kemudian
secara perlahan-lahan berubah dan menjadi kebutuhan setiap pribadi untuk
mempertahankan diri.Hal ini terjadi ketika peperangan telah berkurang dan
penggunaan senjata modern mulai lebih banyak di gunakan
Boleh dikatakan seni bela terdapat
di dunia dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang
sesuai dengan daerahnya masing-masing ,atau berubah akibat terjadinya
interaksi dengan seni beladiri dari luar.. Sebagai contoh seni bela diri
silat,seni bela diri yang berkembang di negara ASEAN dan terdapat di Indonesia,
Malaysia, Thailand, dan Brunei.
Bagaimanapun kemudahan transportasi
dan komunikasi yang ada pada saat ini memudahkan perkembangan ide dan seni bela
diri yang tidak lagi hanya ada di daerahnya saja ,tapi telah dan terus
berkembang keseluruh dunia.
Pada dasarnya seni bela diri terbagi
menjadi tiga jenis seni bela diri utama,yaitu seni bela diri
dengan senjata tajam,seni bela diri dengan jenis senjata tidak tajam
atau tumpul,seperti kayu dll,dan seni bela diri tangan kosong.
Yang ketiganya pun masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis dan alirannya. Di
antara jenis-jenis seni bela diri yang ada adalah sebagai berikut:
- Aikido
- Capoeira
- Gulat
- Hapkido
- Jiu Jitsu
- Jogo do pau
- Judo
- Kalaripayat
- Karate
- Kempo
- Kendo
- Kung fu
- Silambam
- Silat
- Taekwondo
- Taido
- Tinju
- Tomoi
- Wing Tsun
- Wun-hup-kuen-do
- Wushu
Seni bela diri dari Asia :
- Borneo
- Silat
- Burma
- Bando
- China semua seni bela diri Cina dikenal sebagai Kung Fu, Wushu, Kuoshu, Ch'uan Fa atau Kuntao
- Aliran tenaga dalam: Nei chia
- Hsing Yi (Hsing-i Ch'uan, Xingyiquan)
- Pakua Chuan (Pa Kua Chang, Baguazhang)
- Tai Chi Chuan (T'ai Chi Ch'uan, Taijiquan)
- Shaolin
- Black Crane Kung Fu
- Black Tiger Kung Fu
- Chin Na
- Choy Lay Fut
- Crane Kung Fu
- Dog Kung Fu
- Dragon Kung Fu
- Eagle Kung Fu
- Five Ancestors Kung Fu
- Go-ti Boxing
- Hung Gar
- Leopard Kung Fu
- Monkey Kung Fu
- My Jong Law Horn
- Northern Praying Mantis
- Pak Mei (White Eyebrow)
- Pheonix Kung Fu
- Rat Kung Fu (Choy Gar)
- Shuai Chiao (Shuai Jiao)
- Snake Kung Fu
- Southern Praying Mantis
- San Da
- San Shou
- Tiger Kung Fu
- Wing Chun
- Wing Tsun
- White Crane
- India
- But Marma Atti
- Gatka
- Kalaripayatu
- Kalari Payit
- mallak-rida
- malla-yuddha
- niyuddha-kride
- Silambam Nillaikalakki
- Vajra Mushti
- Indonesia
- Kuntao
- Silat
- Tarung Derajat
- Jepang
- Aikido
- Aiki Jutsu (lihat Daito Ryu)
- Bojutsu
- Iaido/Iaijutsu
- Jujutsu (Jiu Jitsu, Ju Jitsu)
- Jojutsu
- Judo
- Karate
- Kenpo
- Kendo
- Kenjutsu
- Kobudo
- Kyudo
- Naginata-do
- Ninjutsu
- Ninpo
- Shintaido
- Shorin-ryu
- Shorinji kempo
- Sumo
- Taijutsu
- Taido
- Tanto Jutsu
- Tegumi
- Yamanni-ryu
- Korea
- Gjogsul
- Hapkido
- Hup Kwon Do
- Hwa Rang Do
- Kuk Sool Won
- Kumdo
- Kwon Pup
- Soo Bahk Do
- Taekyon
- Tae Kwon Do
- Tang Shou Dao
- Tang Soo Do
- Yudo
- Yusul
- Malaysia
- Silat
- Mongolia
- Mongolian wrestling
- FIlipina
- Filipino Martial Arts (FMA)
- Arnis
- Balintawak
- Buno
- Cadena de Mano
- Combat Judo
- Doble Olisi
- Dumog
- Eskrido
- Eskrima
- Eskrima De Campo
- Estoca
- Estocado
- Filipino Kuntao
- Gokusa
- Kadena de Mano
- Kali
- Kombatan
- Kuntao
- Kuntaw
- Kuntaw Lima-Lima
- LAMECO Escrima
- Modern Arnis
- Panandata
- Pananjakman
- Panantukan
- Pangamot
- Pangamut
- Pekiti Tirsia Kali
- Sagasa
- Sayas-Lastra
- Sikaran
- Suntukan
- Tat Kun Tao
- Thailand
- Krabi Krabong
- Lerdrit
- Muay Boran (Thai boxing kuno)
- Muay Thai (Thai boxing)
- Vietnam
- Cuong Nhu
- Quan Khi Dao
- Viet Vo Dao
- Vo Vi Nam
Seni
bela diri Eropa
- Eropa keseluruhan:
- Boxing
- ESDO
- Fencing
- Glima
- Historical fencing
- Jogo do Pau
- Leonese fighting
- Pankration
- Schwingen
- Wrestling
- Inggris
- Cornish Wrestling
- Cumberland wrestling
- Llap-goch
- Lutte Breton
- Purring
- Westmoreland wrestling
- France
- Boxe Francaise
- Chausson
- Chausson Marseilles
- Lutte Parisienne
- Savate
- Savate-Danse du Rue
- Jerman
- Anti Terror Kampf
- Gojutedo
- Individual Fighting Concepts Mallepree
- Kenjukate
- MilNaKaDo
- Stockfechten
- Irelandia
- Bata
- Collar and Elbow
- Israel
- Haganah system
- Krav Maga
- Krav Maga Maor
- Wu Wei Kung Fu
- Italia
- Caestus
- Graeco-Roman wrestling
- Scherma di daga
- Belanda
- Amsterdams Vechten
- Russia
- Agni Kempo
- Armeiskii rukopashnyi boi
- Boevoi Gopak
- Buza
- Cambo
- Combo
- Draka
- Kolo
- Kulachnoi Boya
- ROSS
- Rukopaschnij Boj
- Russky Stil
- Russian Boxing
- Sambo
- Samoz
- Skobar
- Slada
- Slawjano-Goritzkaja Borba
- Spas
- Systema
- Systema Kadochnikowa
- UNIBOS
- Velesova Borba
- Vyhlyst
- Wjun
- Scotlandia
- Greenoch
- Spanyol
- Zipota
- Uzbekistan
- Kurash
Seni
bela diri Timur Tengah
- Iran
- Koshti
Seni
bela diri Afrika
- Angola
- Capoeira d'Angola
- Mesir
- Egyptian stick fencing
- Guinee
- Peul
- Kenya
- Massaï
- Senegal
- Dioula
- Sudan
- Nuba fighting
- Seni bela diri Afrika yang lain
- Canarian fighting
- Zulu stick fighting
- Kalindi Lyi
Seni
bela diri Amerika Selatan
- Brazil
- Brazilian Jiu Jitsu
- Capoeira
- Luta Livre
- Guam
- San Jitsu
Seni
bela diri Amerika
- Amerika Serikat
- All Style Karate
- American Combat Judo
- American Combat Sambo
- American Kempo Karate
- American Kenpo/Ed Parker
- Pacific Archipelago Combatives
- Choi Kwang-Do
- Chu Fen Do
- Combat Submission Wrestling
- Dog Brothers Martial Arts
- Dos Manos System
- Full Contact Karate
- Jailhouse Rock
- Jeet Kune Do
- Jeet Kune Do Concepts
- Kickboxing
- Kajukenbo
- Marine Corps LINE Combat System
- Native American fighting styles
- Natural Spirit
- Progressive Fighting System
- SCARS
- Shootfighting
- Taebo
- World War Two Combatives
Sumber:http://www.wikipedia.org
dengan sedikit perubahan
sumber gambar:www.cybermq.com
Aikido,Sejarah
Aikido
Fokus : Bertarung
Negara asal : Jepang
Pencipta : Morihei Ueshiba
Seni pendahulu : aiki-jūjutsu; judo; jujutsu; kenjutsu; sōjutsu
Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang
diciptakan oleh Morihei Ueshiba berasal dari Daito Ryu Aiki-Jujutsu.
Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung
sekitar tahun 1800-an. Beladiri ini merupakan kombinasi dari ilmu pedang
Kenjutsu dan Jujutsu yang juga merupakan bentuk seni beladiri tradisional
Jepang. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah
langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian
dan lemparan.
Kata " Aikido" berasal
dari tiga huruf kanji:
- - ai - bergabung, menyelaraskan
- - ki - roh, hidup energi
- - dō - jalan, cara
Seni beladiri ini diciptakan dengan
menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki individu dengan ki alam
semesta. Aikido juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk
mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada
gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan
dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian
menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan. Berbeda dengan
beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan
stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan
kesempurnaan teknik. Teknik teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan
berupa teknik elakan, kuncian,lemparan, bantingan.
Sementara teknik teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang
digunakan.Falsafah falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep
mengenai ki inilah yang membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik.
Dalam Aikido ini juga tidak mengenal
sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun
sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).
Sistem tingkatan yang harus dilalui
oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni
beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu untuk tingkat dasar
dan Shodan untuk tingkat mahir. Secara singkat, praktisi
yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda
berupa sabuk yang berwarna putih. Sementara praktisi yang
mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat.
Tingkatan selanjutnya adalah Shodan. Praktisi yang mencapai tingkatan
ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan
berupa celana panjang bernama Hakama. Celana seperti ini biasa dipakai
oleh para samurai pada zaman dahulu.
Hingga saat ini Aikido juga banyak
memiliki banyak cabang-cabang "teknik" atau "style"
yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya.
Misalnya aliran Nisyo yang lebih menekankan style teknik-tekniknya
kepada pedang kayu (boken) dan tongkat/stik (jo). Juga aliran
Iwama yang lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam
mengatasi serangan lawan (nage).
Diantara tehnik-tehniknya adalah
Irimi Nage
Irimi Nage dalam bahasa Inggris diartikan
sebagai "entering throws" dan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai "Teknik Lemparan Masuk dan Menyusup". Irimi merupakan salah
satu pilar teknik Aikido yang memberikan suatu gambaran bagaimana teknik
beladiri itu menyambut serangan lawan dengan tanpa bergeming atau mundur.
Teknik ini tidak pula bersifat menahan atau memblokade tenaga serang lawan baik
berupa pukulan, tendangan atau lainnya. Tetapi teknik ini secara fisik masuk
dan menyatu dengan penyerangnya dan secara spirit ia mengambil inisiatif awal
ketika niat penyerang sudah timbul. Teknik tampak sederhana dan terkesan mudah,
tetapi justru di dalam teknik ini kedalaman pemahaman dalam spirit (semangat)
"Aiki" atau harmonisasi "Ki" (semangat) dapat diujikan.
Teknik ini ternyata merupakan teknik terlama dalam penyempurnaannya dan juga
makin sederhana kelihatannya.
Suwari Waza
Suwari Waza adalah cara pembelaan
diri dari posisi duduk. Dari segi konsep pembelaan diri, semua tehnik bela diri
Aikido yang dilakukan dengan berdiri bisa pula dilakukan dalam posisi duduk.
Cara pembelaan diri seperti ini sangat berguna ketika seorang praktisi bela
diri tidak dalam keadaan siap berdiri ketika serangan terjadi.
Sankyo
Sankyo adalah tehnik kuncian dasar
ke tiga dalam Aikido. Tehnik ini memberi rasa sakit pada pangkal lengan dan
lengan, atau sekaligus pada jari-jari dengan memuntir lengan ke arah dalam,
dengan sudut siku 90 derajat. Saat tehnik ini di eksekusi, tangan penyerang
terkunci dengan rasa sakit yang kuat, sehingga memudahkan jalan bagi pembela
diri untuk melumpuhkan penyerang. Dalam rekaman tersebut, gerakan kuncian
tangan pembela diri dibantu dengan pergerakan pinggul dan kaki yang melingkar
berputar kearah belakang. gerak pinggul dan kaki dalam menetralisasi serangan
dalam aikido sama pentingnya dengan olah gerak tangan.
Stick Dissarming
Setiap senjata mempunyai
karakteristik penyerangan tertentu. Ini menyangkut bagaimana sebuah senjata
digunakan, mencakup arah, tenaga, dan tehnik penyerangan. tongkat pendek
cenderung digunakan untuk memukul dengan sabetan. karena sabetan dilakukan
dengan arah kesamping membentuk lintasan kurva melingkar, maka tehnik yang
rasional untuk menangkap serangan adalah dengan berpadu mengikuti lintasan
kibasan tongkat, dan kemudian meneruskan dengan gerakan sirkuler menjadi tehnik
lemparan. Cara ini selain efektif, juga mengurangi resiko tubrukan antara tubuh
pembela diri dengan tongkat. efek sentrifugal serangan dimanfaatkan tenaganya
untuk membantu pembela diri melempar penyerang.
Tanto Tori ( Knife Disarming )
Pelumpuhan serangan bersenjata
memerlukan pengetahuan tentang arah serangan, anatomi senjata maupun anatomi
anggota tubuh penyerang yang dipakai untuk menyerang. Serangan pisau terdiri
dari faktor ujung tajam dan sisi tajam pisau di sertai arah tusukan atau bacokan.
dari segi aplikasi, tehnik aikido tidak tertumpu pada pisau sebagai sumber
satu-satunya serangan, melainkan melumpuhkan mekanisme penyebab gerak serangan
- yaitu anggota tubuh penyerang berupa tangan dan lengan beserta seluruh
anatominya. Dengan melumpuhkan tangan dan lengan dengan tehnik kuncian
tertentu, maka dengan sendirinya pisau menjadi barang yang tidak
membahayakan.
Tanto Tori 1 Knife Disarming
Hal tersulit untuk melumpuhkan
senjata pisau adalah membaca lintasan senjata sewaktu digunakan. ini menyangkut
taktik yang akan digunakan untuk berpadu dengan serangan, sehingga serangan
tertangkap dan kemudian di kembalikan pada penyerang. Ini adalah Starting Point
pembelaan diri sebelum pembela diri mempunyai kesempatan atau celah untuk
menggunakan tehnik bela dirinya.Tanto Tori.
http://www.wikpedia.org
http://www.aikidosolo.8m.com/home.html
http://duel.melsa.net.id/Aikido01.html
Judo,Berawal
Dari Jujutsu
Judo adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang
berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang
disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan
tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro
pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo,
dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka
atau pejudo. Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer,
bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade
Sejarah
Sebelum
Judo
Pegulat sumo zaman dahulu kala
menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela
diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual
atau upacara keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).
Pada perkembangannya, Jepang
memasuki masa-masa perang di mana kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh
kaum militer. Demikian pula olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan,
oleh kaum militer dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik
jujutsu dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa
senjata atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan
lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.
Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga
abad ke-19) di mana keadaan Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi
seni bela diri untuk melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya
jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan,
Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.
Awal
mula Judo
Jigoro Kano menambahkan gayanya
sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo
dan Kito). Pada tahun 1882 ia mendirikan sebuah dojo di Tokyo yang ia
sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho ji,
dengan jumlah murid sembilan orang.
Tujuan utama jujutsu adalah
penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi
lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga
target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan
kompetisi di pertandingan-pertandingan.
Perbedaan
Judo dan Jujutsu
Terjemahan harafiah dari kata 'judo'
adalah 'cara yang halus'. 'Cara' atau 'jalan' yang dimaksud disini memiliki
arti konotasi secara etika dan filosofis. Kano mengungkapkan konsep filosofinya
dengan dua frase, "Seiryoku Zen'yo" (penggunaan energi secara
efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan bagi diri sendiri dan
orang lain). Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo merupakan kombinasi
dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu judo dapat pula diartikan
sebagai 'cara yang lentur'.
Jujutsu, pada sisi yang lain,
memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan yang halus'. Latihan jujutsu dipusatkan
pada cara-cara ([[kata (bela diri)|Kata]]) tertentu dan formal,
sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu dalam perkelahian
bebas (randori). Hal ini membuat pelatihan judo berjalan lebih dinamis.
Para kontestan jujutsu menggunakan
seragam yang relatif berat (hakama). Para praktisi awal judo menggunakan
semacam celana pendek, namun tidak lama kemudian mereka lebih memilih
menggunakan busana Barat yang dinilai lebih memiliki keunggulan fungsi dan
mengijinkan pergerakan yang lebih bebas. Seragam modern judo (judogi)
dikembangkan pada tahun 1907.
Teknik-teknik jujutsu, selain teknik
dasar seperti melempar dan menahan, menggunakan pukulan, tendangan, bahkan
menggunakan senjata pendek. Pada sisi lain, judo menghindari tendangan dan
pukulan-pukulan yang berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik membanting
yang terorganisir dan teknik bertahan.
Penggunaan
akhiran -do dan -jutsu
Banyak cabang beladiri Jepang yang
mempunyai awalan yang sama namun memiliki dua akhiran '-do' dan '-jutsu'.
Bujutsu dan budo serta Kenjutsu dan kendo adalah beberapa contohnya. Perbedaan
dasar dari kedua akhiran ini adalah '-do' berarti 'jalan' dan '-jutsu' yang
artinya 'jurus' atau 'ilmu'. Selain itu dalam bela diri berakhiran '-do'
biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan seseorang untuk terluka
akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian halnya dengan bela diri yang
berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo, hanya bagian tangan,
perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang, sedangkan kenjutsu
membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.
Secara umum, budo ('bu-' artinya
prajurit) adalah pengembangan dari bujutsu yang telah disesuaikan dengan zaman
sekarang (untuk olahraga, bukan berkelahi). Beberapa contoh bujutsu yang
dikembangkan menjadi budo:
- Jujutsu -> Judo
- Kenjutsu -> Kendo
- Aiki-Jujutsu -> Aikido
- Kempo jutsu -> Kempo Do
- Karate jutsu -> Karate Do
- Battoujutsu/Iaijutsu -> Battoudo/Iaido
Teknik
Judo
Teknik bantingan judo (nage waza)
dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan teknik menjatuhkan
diri (sutemi waza). Teknik berdiri dibagi lagi menjadi teknik tangan (te
waza), teknik pangkal paha (koshi waza), dan teknik kaki (ashi
waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri
ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik menjatuhkan diri ke samping (yoko
sutemi waza)
Teknik kuncian judo (katame waza)
dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae waza atau osaekomi waza),
teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza)
Teknik menyerang (atemi waza)
dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang
digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam
pertandingan resmi hal tersebut dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas
(randori)
Teknik
bantingan (teknik berdiri)
- Sapuan lutut - hiza guruma
- Jegal dari belakang - o soto gari
- Jegal dari depan - 'ko uchi gari
- Sapuan samping - deashi barai
- Bantingan paha - uchi mata
- Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
- Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
- Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
- Lemparan bahu - seoi nage
- Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
- Lemparan guling belakang - tomoe nage
Teknik
kuncian (teknik berbaring)
Teknik kuncian (katame waza)
disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini dilakukan
ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
- Kuncian pinggang - kesa gatame
- Kuncian bahu - kata gatame
- Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
- Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
- Kuncian belakang - kataha jime
- Kuncian kalung - okuri eri jime
- Kuncian tangan - ude garami
- Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame
Teknik
terlarang
Teknik-teknik atau waza yang
berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik terlarang berjumlah 31
(32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung
seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran,
pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis
masing-masing.
Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak seberapa
berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika melakukannya untuk
kedua kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan dengan satu koka.
Beberapa tindakan yang akan mendapat peringatan:
- Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih dari 30 detik
- Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa ijin dari juri
- Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
- Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan
- Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam lawan)
- Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
- Menarik rambut lawan
- Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri
Pelanggaran kecil (chui) adalah peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari
pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko
Beberapa contohnya sebagai berikut:
- Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan
- Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
- Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan
Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran
keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar
setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama.
Contoh pelanggaran-pelanggaran berat:
- Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut
- Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian membantingnya kembali
- Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa judo.
Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka
didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga
membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido)
juga dapat dikenai sanksi ini.
Posisi
tubuh dalam judo
Posisi
tubuh yang benar merupakan bagian yang penting di dalam judo.
Posisi
duduk
Duduk bersila (seiza) Dari posisi berdiri, kaki kiri ditarik ke belakang, lalu
lutut kiri diletakkan ke lantai di tempat di mana jari kaki kiri tadinya
berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki kanan, dan kedua kaki pada saat ini
harus bersangga pada jari kaki dan lutut. Kemudian luruskan jari kaki sejajar
dengan lantai dan pantat diletakkan di atas pangkal kaki. Letakkan kedua tangan
di atas paha masing-masing sisi. Untuk berdiri, lakukan prosedur yang sama
dengan cara terbalik.
Memberi hormat (zarei) Dengan bersila, bungkukkan badan ke depan sampai kedua
telapak tangan menyentuh lantai dengan jari tangan menghadap ke depan. Diam
dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi bersila.
Posisi
berdiri
Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua pangkal kaki didekatkan, bungkukkan
badan ke depan sekitar 30 derajat dengan telapak tangan di depan paha. Diam
dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi berdiri.
Posisi alami (shizen tai) Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam posisi natural dengan berat
badan yang dibagi sama rata di kedua kaki. Istirahatkan otot bahu dan tangan.
Ini adalah postur dasar dan alami judo.
Posisi bertahan (jigo tai) Dari posisi alami, kaki dibuka lebih lebar, lutut ditekuk
agar pusat gravitasi tubuh lebih turun.
Melangkah (suri ashi) Cara berjalan di dalam judo dengan cara telapak kaki
menyusuri lantai untuk menjaga kestabilan. Pastikan langkahnya sama rata dan
pusat gravitasi tetap di posisi yang sama agar dapat bergerak lincah ke segala
arah.
- Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki melewati satu sama lain ketika berjalan
- Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki kedua yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama
Posisi
jatuh dan berguling
Menguasai posisi ini memungkinkan
untuk melindungi diri sendiri ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan
mengurangi ketakutan ketika dilempar oleh lawan.
Jatuh ke belakang (ushiro ukemi) Kaki disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung
ke matras dengan tangan lurus di samping tubuh dan telapak tangan menyentuh
lantai untuk menahan jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan
dagu ke tubuh.
Jatuh ke samping (yoko ukemi) Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat
kedua kaki satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling
ke kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh
lantai. Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau
kiri).
Jatuh ke depan (mae ukemi) Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan
muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan
diluruskan, otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua
tangan dan jari kaki (lutut diangkat).
Berguling ke depan (mae mawari
ukemi) Berguna pada saat dilemparkan oleh
lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan telapak tangan kiri
disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian dilemparkan ke depan dengan telapak
tangan menghadap ke belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki
menjejak lantai dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya
menyentuh lantai secara bersamaan.
Tingkatan
Judo dan warna ikat pinggang
Dimulai dari kelas pemula (shoshinsha)
seorang judoka mulai menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu
kelima. Dari sana, seorang judoka naik tingkat menjadi kyu keempat,
ketiga, kedua, dan akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran
dibalik menjadi dan pertama (shodan), kedua, dan seterusnya
hingga dan kesepuluh, yang merupakan tingkatan tertinggi di judo.
Meskipun demikian, sang pendiri, Kano Jigoro, mengatakan bahwa tingkatan judo
tidak dibatasi hingga dan kesepuluh, dan hingga saat ini karena hanya
ada 15 orang yang pernah sampai ke tingkat dan kesepuluh, maka tidak ada
yang pernah melampaui tingkat tersebut.
Warna ikat pinggang menunjukkan
tingkatan kyu ataupun dan. Pemula, kyu kelima dan keempat
menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan pertama menggunakan
warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang sudah mencapai tahapan dan,
mulai dari shodan, atau dan pertama, hingga dan kelima.
Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan kesembilan
menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih, walaupun
kadang-kadang juga menggunakan warna hitam. Tingkatan teratas, dan
kesepuluh, menggunakan ikat-pinggang merah-putih atau merah. Judoka perempuan
yang telah mencapai tahap dan keatas memiliki garis putih yang memanjang
di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka.
perlengkapan judo
Lantai
Judo
Pertandingan judo diselenggarakan di
atas karpet atau matras (tatami) berbentuk segi empat (belah ketupat)
dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang dijajarkan. Selain
dialasi matras, kebanyakan dojo judo sekarang menggunakan pegas di bawah lantai
palsu, untuk menahan benturan akibat bantingan.
Di awal pertandingan, kedua judoka
berdiri di tengah-tengah tepat di belakang garis sejajar dengan diawasi oleh
juri. Sebelum dimulai, kedua judoka tersebut menunduk memberi hormat satu sama
lain dari belakang garis. Di sudut atas dan bawah belah ketupat duduk dua orang
hakim, dan di belakang masing-masing judoka, di luar arena yang dibatasi
matras, duduk judoka-judoka dari regu yang sama, dan duduk pula seorang
pencatat waktu dan seorang pencatat nilai.
Pertandingan diselenggarakan di
dalam arena di dalam matras yang dibatasi oleh (dan termasuk didalamnya) garis
merah (jonai). Luas arena tersebut adalah 9,1 meter persegi dan terdiri
dari 50 tatami. Waza atau teknik judo yang dipakai di arena
diluar garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak sah dan tidak
dihitung.
Seragam
Judo
Seragam (gi) longgar yang
dikenakan seorang judoka (judogi) harus sesuai ukurannya.
Jaket
Bagian bawah jaket menutupi pantat
ketika ikat pinggang dikenakan. Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan
selisih 5-8 cm. Lengan baju panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga
panjang lengan. Karena jaket ini dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat
dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam karate (karategi)
atau bela diri yang lain
Ikat
pinggang
Ikat pinggang harus cukup panjang
sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai pada masing-masing sisi.
Celana
Celana yang dipakai sedikit longgar.
Antara ujung celana dengan pergelangan kaki selisih 5-8 cm. Celana panjangnya
sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang kaki.
Mengenakan
seragam
Celana dikenakan dan tali celana
dikencangkan. Jaket kemudian dikenakan dengan sisi kiri di atas sisi kanan. Kenakan
ikat pinggang dengan cara meletakkan tengah-tengah sabuk di depan perut,
kemudian kedua ujung sabuk diputar melingkar di belakang pinggang kembali ke
depan; pegang kedua ujung sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung berakhir
secara horisontal. Talikan dengan kencang sehingga tidak lepas pada saat
pertandingan.
Judo
sebagai cabang olahraga
Judoka
perempuan
Kaum perempuan pertama kali diterima
sebagai judoka pada tahun 1893, walaupun pada saat itu kaum olahragawati
dianggap sebelah mata di dalam struktur masyarakat Jepang. Meskipun demikian,
kemajuan yang dramatis ini hanya berlangsung sebentar, karena pada hakekatnya
mereka masih dijauhkan dari pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan
keselamatan fisik.
Setelah Perang Dunia II, judo bagi
laki-laki dan perempuan diperkenalkan keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa
dibentuk pada tahun 1948, diikuti dengan pembentukan Federasi Internasional
Judo pada tahun 1951. Judo menjadi salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade
pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang. Judoka perempuan pertama kali
berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1982 di Barcelona, Spanyol.
Peraturan
pertandingan
Pertandingan judo diadakan antara
perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi pertandingan menjadi 8
kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan
berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak
mengenal pembagian apapun.
Satu pertandingan judo berlangsung
selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan judoka pertama yang meraih
satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah waktu yang
ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai
lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.
Judo, sebagaimana olahraga lain dari
Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk
memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan.
Awal
pertandingan
Judoka menghadap satu sama lain,
meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis masing-masing di tengah-tengah
arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada saat yang
sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri
dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon tai). Sang juri atau wasit
lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan pertandingan pun dimulai.
Akhir
pertandingan
Kedua judoka kembali dalam posisi
kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu langkah di depan garis mereka
masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua
kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai dengan kaki kanan. Mereka
lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.
Sistem
penilaian
Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:
- Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
- Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)
Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:
- Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka penuh.
- Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.
Dua waza ari berarti satu
angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan seorang pemenang,
maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.
Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu
'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika masing masing judoka
memperoleh nilai yang sama (1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K -
1 Waza dan 9 Koka). Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan
tidak cukup bagus untuk memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak
cukup bagus untuk memperoleh yuko (koka). Tidak jarang suatu
pertandingan ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang
diperoleh (karena satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga
otomatis menang)
Jika jumlah nilai yang diperoleh
kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu pertandingan menggunakan sistem
pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga suara).
Pertolongan
pertama judo
Seringkali di dalam pertandingan
judo, seorang judoka mengalami asphyxia, di mana judoka mengalami kesulitan
bernafas karena kekurangan oksigen. Untuk itu, judo telah mengembangkan suatu
pertolongan pertama untuk mengembalikan kesadaran mereka yang terkena asphyxia
atau aspiksia. Hal ini dapat terjadi jika kuncian yang dilakukan terlalu kuat
sehingga lawan berhenti bernafas sesaat. Orang tersebut segera memerlukan
pertolongan darurat di tempat.
Sumber: www.wikipedia.org
dengan perubahan.
Gambar: www.ultimate-judo.com
Taekwondo
Basic
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olah
raga bela diri Korea
yang paling populer dan juga merupakan olah raga nasional Korea. Ini adalah
seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan
di Olimpiade.
Dalam bahasa Korea, hanja
untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon
berarti "tinju"; dan Do
berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat
diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau
"jalan" atau "cara kaki dan kepalan".
Popularitas taekwondo telah
menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela
diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri,
olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan
doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada
umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan
menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan
lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat,
depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang
dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan,
seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan.
Latihan taekwondo juga mencakup
suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi
pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).
Tiga Materi Dalam Berlatih
- Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
- Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
- Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Taekwondo Basic
Gerakan dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do
Jak) terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan.
Dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri atas 5 komponen, yaitu:
1. Keupso (bagian tubuh yang menjadi
sasaran), terdiri atas :
- Eolgol (bagian atas/kepala/muka)
- Momtong (bagian tengah/badan)
- Arae (bagian bawah tubuh)
2. Bagian tubuh yang digunakan untuk
menyerang dan bertahan, terdiri atas :
- Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.
- Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut, Ageum Son.
- Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar) , Deung Palmok, Mit Palmok.
- Palgup (siku).
- Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering, dan
- Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki).
3. Seogi (sikap kuda-kuda), yang
terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu :
a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda
terbuka), terdiri atas
- Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)
- Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)
- Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).
- Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).
- Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).
- Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).
- Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).
- Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).
- Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)
b.
Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa Seogi
(sikap kuda-kuda kaki menyilang).
- c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi (sikap kuda- kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap dengan menutup kepalan).
4. Makki (tangkisan), berbagai macam
tangkisan diantaranya yaitu:
- Arae Makki (tangkisan ke bawah)
- Eolgol Makki (tangkisan ke atas)
- Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
- Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
- Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)
- Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)
- Kawi Makki (tangkisan menggunting)
- Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)
- Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)
- Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)
- Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
5. Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:
a. Jereugi (pukulan), yaitu :
- Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati).
- Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).
- Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik).
- Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas).
- Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
- oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
b. Chigi (sabetan), yaitu :
- Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan)
- Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas)
- Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking)
- Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas)
- Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan)
- Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang)
- Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)
- Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan).
c. Chireugi (tusukan), yaitu :
- Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak)
- Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata)
d. Chagi (tendangan), yaitu :
- Ap Chagi (tendangan depan)
- Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping)
- Yeop Chagi (tendangan samping)
- Dwi Chagi (tendangan belakang)
- Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)
- Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat)
- Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait)
- Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat)
- Twio Ap Chagi
- Twio Dwi Chagi, lompat ditempat berbalik kebelakang, menyodok kearah perut
Terminologi Tae Kwon Do
- Sabeum = Instruktur
- Sabeum Nim = Instruktur Kepala
- Seonbae = Senior
- Hubae = Junior
- Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
- Muknyeom = Meditasi
- Dobok = Seragam Tae Kwon Do
- Ti = Sabuk Latihan
- Oen = Kiri
- Oreon = Kanan
- Joonbi = Siap
- Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
- Kalryeo = Stop
- Keysok = Lanjutkan
- Keuman = Selesai
- A Nee = Tidak
- Yee = Ya
- Eolgol = Sasaran atas
- Moumtong = Sasaran tengah
- Arae = Sasaran bawah
- Kyungrye = hormat
- chariot= mempersiapkan diri
- nici= sekian
- belci ki manisi= tempat istirahat
- menicip= pengawas taekwondo
- dobeon= dua kali
- sambeon= tiga kali
- iljang= satu
- ijang= dua
- samjang= tiga
- sahjang= empat
- ohjang= lima
- yukjang= enam
- chiljang= tujuh
- paljang= delapan
- http://alfabank.blogsome.com, www.wikipedia.org
Sumber : Berbagai sumber Dengan
perubahan
Thipan
Po khan
Inilah salah satu jenis beladiri
yang lekat dengan dakwah Islam. Meskipun berasal dari negeri yang bukan merupakan
pusat penyebaran agama Islam, namun dalam perkembangannya tata cara latihan dan
pemilihan materi pelajarannya sangat dipengaruhi oleh aqidah Islam. Konon,
pernah di suatu masa, orang yang boleh mempelajari beladiri ini harus hafal Al
Quran dan minimal seribu hadits.
Nama beladiri ini diambil dari nama
daerah di Negeri Turkistan Timur bernama Thifan atau Turfan
yang kemudian diganti namanya menjadi Sin Kiang (Xin Jiang), suatu
daerah otonomi yang termasuk dalam wilayah Cina Utara. Dakwah Islam mulai
disebarkan di Turkistan kira-kira pada dua abad setelah Hijriah, sebagaimana
tertulis dalam Kitab Zhodam "Maka tatkala sampailah dua abad lepas
hijrah orang-orang sempadan tanah Cina arah utara itu masuk Islam. Lalu ilmu
pembelaan diri masa mereka memeluk Budha itu dibawanya pula dalam alam Islam,
tetapi ditinggalkannya segala upacara yang bersangkut-paut dengan keBudhaannya
seumpama segala penyembahan, cara bersalam dengan mengatupkan kedua belah
tangan, lambang-lambang, dan segala istilah." (Zhodam, Telif Syiharani,
halaman9).
Sejarah beladiri ini dapat diketahui
dari kitab-kitab yang menjadi pedoman intern keluarga besar Thifan Pokhan,
yaitu Kitab Zhodam yang berisi sejarah atau riwayat dan Kitab
Thifan Pokhan sendiri yang memuat teknik-teknik beladiri. Keduanya
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu pada tahun 1920 dari bahasa aslinya,
Urwun. Menurut M. Rafiq Khan dalam bukunya "Islam di
Tiongkok", orang Muslim pertama yang datang ke Tiongkok terjadi pada
zaman pemerintahan Tai Tsung (627-650 Masehi), seorang kaisar kedua
dari Dinasti T'ang. Dituliskan pula bahwa selama pemerintahan Tai Chong
(kaisar kedua dari Dinasti Tsung tahun 960-1279 Masehi) Tiongkok diserbu oleh
penguasa Muslim dari Kashgaria, yaitu Baghra Khan beserta
pasukannya, lalu menduduki Sin Kiang (Xin Jiang).
Dari uraian di atas dapat dilihat
bagaimana hubungan atau interaksi antara dakwah Islam dengan tumbuhnya berbagai
macam beladiri di kawasan Tiongkok sehingga terjadi pula Islamisasi beladiri.
Sesuai dengan bahasa Urwun yang merupakan bahasa asalnya, Thifan Pokhan berarti
"Kepalan Tangan Bangsawan Thifan". Melalui sejarah yang
panjang, beladiri ini terus berkembang dengan berbagai macam pengaruh dari
beladiri-beladiri yang ada saat itu, termasuk Shaolin Kungfu. Namun
dalam perkembangan berikutnya, ilmu ini dikuasai oleh pendekar-pendekar Muslim.
Sampai pada suatu saat seorang
bangsawan bernama Jen'an dari Suku Tayli yang pandai dalam ilmu
Syara dan terkenal sebagai Ahund (ustadz atau guru) muda, menghimpun
ilmu-ilmu beladiri itu di samping berguru kepada pendekar Namsuit serta
orang-orang Wigu. Bersama para pendekar Muslim lain yang memiliki
keahlian ilmu Gulat Mogul, Tatar, Saldsyuk, Silat Kitan Tayli, merekapun
membentuk sebuah aliran bernama Shurul Khan. Dari Shurul Khan
inilah terbentuk sembilan aliran yaitu aliran Naimanka, Kraiddsyu, Suyi,
Syirugrul, Namsuit, Bahroiy, Tae Fatan, Orluq serta Payuq, yang kemudian
digubah, ditambah, ditempa, dialurkan lalu dipilah, diteliti dan dikaji sebagai
cikal bakal munculnya Thifan.
Jurus dan gerakan dasar Thifan
Pokhan aliran Tsufuk ada sepuluh
- Jurus Persiapan
- Tingkat Dasar
- Jurus Turaiyt
- Jurus Bergulat
- Tusyug (langkah)
- Khimo
- Jurus Konlut,
- Fuen Lion
- Tawgi Kotlu
- Badur
Seluruh gerakan itu diubah untuk
melengkapi Shurul Khan. Selain ilmu tersebut, dalam materi pelajaran beladiri
ini juga diajarkan ilmu Awasin Al Kay dari Arab, tusuk jarum dari Cina,
tusuk saraf dari Persia, dan lain-lain. Juga permainan senjata seperti toya,
Shourim, kungfu purba, permainan pedang Kurdi, permainan panah Mongol, permainan
senjata Keway dari anak suku Wigu, serta ilmu Senzho yang merupakan gubahan
berbagai suku.
Inti materi latihan Tsufuk Thifan
Pokhan dibagi menjadi enam bagian,
- Sentai (senam)
- Tawe (jurus)
- Tusyug (langkah)
- Sikla (pasangan)
- Khimo (tipuan)
- Teknik Pernapasan Binatang Buas
Aliran Tsufuk ini muncul karena
ketika Thifan masuk ke Indonesia sistem pengajarannya belum baku sebab
penyebarannya masih terbatas. Nama "tsufuk" sendiri diambil dari nama
hewan sejenis tikus yang sedang mengintai lawan. Jenis tikus yang mempunyai
berat sekitar 9 kg ini hanya hidup di Siberia.
Ada 12 tingkat jenjang latihan yang
ada di Tsufuk Thifan Pokhan. Setiap tingkat memakan waktu sekitar satu tahun.
Namun ada juga program khusus, tergantung pada kemajuan murid. Pada program ini
waktu bisa lebih dipersingkat.
Salah satu ciri khas beladiri Thifan
adalah teknik pembelaan diri yang selalu membiarkan lawan terlebih dahulu
menyerang. Dengan demikian gerakan lawan dapat diamati, apakah mematikan atau
tidak. Kemudian teknik yang digunakan lawan tersebut digunakan untuk balik
menyerangnya. Untuk mencapai tahap kemampuan seperti tersebut ada dua hal pokok
yang harus dimiliki, yaitu ketenangan dan kelincahan.
Ketenangan dapat dicapai jika dua
unsur pokok dalam diri manusia dapat dipadukan dengan selaras, yaitu unsur
Jasadiah yang terlatih dengan baik dan unsur Ruhiyah yang terbina dalam
pemahaman aqidah yang shahih. Kelincahan didapat dengan melatih teknik-teknik
yang ada dalam jurus-jurus Thifan secara tertib, disiplin dengan target sesuai
dengan jenjang tingkatnya.
Tradisi yang diajarkan di
lanah-lanah atau lembaga pesantren dengan doktrin Thifan diantaranya adalah :
- Tidak menyekutukan Allah, tidak percaya pada takhayul, khurafat, dan tidak berbuat bid'ah dalam syara.
- Berusaha amar ma'ruf nahi munkar (mengajak berbuat kebajikan dan melarang berbuat kemungkaran).
- Bertindak teliti dan tekun mencari ilmu.
- Tidak menganut asas ashobiah (kesukuan, kelompok).
- Tidak menggunakan lambang-lambang, upacara-upacara dan penghormatan-penghormatan yang menyalahi syara.
Pada masa Sultan Malik Muzafar
Syah dari Kerajaan Lamuri yang hidup sekitar abad ke-16 didatangkan
pelatih-pelatih beladiri dari Turki Timur yang kemudian disebarkan ke kalangan
para bangsawan di Sumatera (dapat dilihat dalam kisah raja-raja Lamuri / raja
Pasai). Pada sekitar abad ke-18, Tuanku Rao dan kawan-kawan
mengembangkan ilmu ini ke daerah Tapanuli Selatan dan Minang, hingga ke
Sumatera Bagian Timur dan Riau yang berpusat di Batang Uyun / Merbau.
Kemudian sekitar tahun 1900-an ilmu ini dibawa oleh Tuanku Haji (Hang) Uding
yang menyebarkannya ke daerah Betawi dan sekitarnya. Beladiri khas
ini pun disebarkan oleh orang-orang Tartar ke pulau Jawa sambil
berdagang kain. Sedangkan di luar pulau Jawa lainnya, ilmu beladiri ini disebarkan
oleh pendekar-pendekar lainnya sampai ke Malaysia dan Thailand
Selatan (Patani).
Karena besarnya animo kaum Muslimin
untuk mempelajari beladiri Thifan Pokhan, maka aliran Tsufuk membuat sistem
pengajaran yang baku tanpa meninggalkan kaedah-kaedah Thifan Pokhan yang benar.
Di Indonesia, beladiri ini tidak berafiliasi dengan beladiri lain yang
terdaftar di KONI. Dalam tiga kali pertandingan ekshibisi intern, Thifan Pokhan
menggunakan peraturan sendiri. Sebenarnya KONI telah menganjurkan agar Thifan
berafiliasi dengan salah satu beladiri seperti Wushu atau Pencak Silat, namun
karena alasan tekniknya berbeda dengan beladiri lain maka hingga sekarang hifan
Pokhan masih berdiri sendiri. Aliran Tsufuk Thifan Pokhan juga mempunyai murid
wanita yang berbeda baju seragam maupun jurus-jurusnya dan diberi nama Puteri
Gading.
Istilah-istilah :
Shuku: Guru
Suheng: kakak seperguruan sbg pelatih di
suatu lanah (mirip sebutan Sabum di taekwondo)
Syufu: Syufu Taesyukhan, aliran beladiri khusus muslim, sejenis
kungfu, serumpun dgn Thifan Pokhan
Lanah: Unit tempat latihan (asal kata dari Bhs Arab, lajnah -
mirip sebutan Dojo di karate)
Tamid: Murid Thifan dan Syufu taesyukhan
Dari berbagai sumber.
Gambar : www.blogspot.com
Karate
Karate adalah seni bela diri yang
berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat
Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti
seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada
saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah
kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan
Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari
atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan
kosong” (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo
Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF),
yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di
dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti
Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia
dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk
dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang
mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang
mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World
Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional
Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan
WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak
langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang
"kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga
seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik
memukul menendang dan menangkis.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga
dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran
tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran
olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Teknik Karate
Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga
bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan).
Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat
(bo) dan ruyung (nunchaku).
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian
utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid
tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo)
dan ruyung (nunchaku).
Kihon
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
Kata
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada
banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah
masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:
Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih). [1]
Falsafah Karate
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih). [1]
Falsafah Karate
Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu seperti
air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Pertandingan Karate
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Pertandingan Karate
Selain sebagai olah raga karate juga
termasuk salah satu cabang olah raga bela diri yang di pertandingkan di
kejuaraan-kejuaraan dan oliempiade. Pertandingan karate dibagi atas dua jenis
yaitu :
1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
2. Kata (jurus) putera dan puteri
2. Kata (jurus) putera dan puteri
Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan
dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa
pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang
dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet
yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak
(2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam
pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak
perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka
yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada pertandingan kata yang
diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri.
Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata
wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat
memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua
jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang.
Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi
dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan
lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang
diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4
Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian
sebagai berikut:
• Shotokan : Kankudai dan Jion.
• Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
• Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
• Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
• Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
• Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
• Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk
ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata
sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas. (dbs)
Pencak
Silat, Seni Bela Diri Asli Melayu
Pencak Silat atau Silat (berkelahi
dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang
berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di
Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam
berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu,
seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih
asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang
tangguh.
Sejarah
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Istilah dalam Pencak Silat
Sikap dan Gerak
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
Sejarah
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Istilah dalam Pencak Silat
Sikap dan Gerak
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:
- Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI
- Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
- Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .
- Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.
Aspek dan bentuk
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
- Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang.
- Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat,
- Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
- Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
Pencak Silat di dunia
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan. (aa/wkpd)
Kempo,
Nama dari Beberapa Aliran Bela Diri
Kempo adalah nama generik untuk
beberapa aliran Seni bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan
permainan tangan. Jadi bukan nama satu aliran saja melainkan nama dari banyak
aliran dan metode. Arti dari Kempo sendiri adalah beladiri dengan permainan
tangan (didalam bahasa Mandarin disebut Quanfa).
Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:
Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:
- Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo
- Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah olahraga yang diminati di berbagai negara.
- Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini dikenal dengan nama American Kenpo Karate.
- Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari gabungan Indo Kempo (Ilmu Bela diri dari India) dan ilmu ketabiban Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma/ Dharma Taishi/ Tatmo Cowsu seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.
Tehnik
Bela diri Kempo merupakan beladiri
yang menggunakan teknik lunak (JUHO) maupun teknik keras (GOHO). Keduanya bisa
dilakukan secara bersamaan. Teknik lunak atau JUHO merupakan teknik yang
menggunakan elakan saja, menekukkan bagian-bagian badan lawan, atau mengunci
lawan. Apabila terpaksa maka dilakukan teknik GOHO yang berupa tendangan,
pukulan, sikutan, dan sebagainya. Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik
GOHO maupun JUHO dan tidak dibenarkan apabila haya mementingkan pukulan dan
tendangan saja, dan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan
Dengan menggabungkan dua teknik utama, Goho (memukul, menendang dan menangkis) dan Juho (teknik lunak seperti kuncian), setiap murid Kempo memiliki kelebihan masing-masing. Bagi sebagian murid kempo yang lebih menguasai Teknik Goho mereka mengajar mengajarkan teknik di beberapa negara. Di Muangthai berkembang menjadi Thai Boxing dan di Okinawa melahirkan seni beladiri Okinawate yang kemudian dikenal dengan nama Karate. Sementara yang menguasai Teknik Juho melahirkan lagi beladiri lain seperti Ju Jitsu, Aikido dan Judo. Kesimpulannya, bahwa seorang kenshi (murid) kempo memiliki semua kemampuan dari beladiri diatas. (aa/dbs)
Dengan menggabungkan dua teknik utama, Goho (memukul, menendang dan menangkis) dan Juho (teknik lunak seperti kuncian), setiap murid Kempo memiliki kelebihan masing-masing. Bagi sebagian murid kempo yang lebih menguasai Teknik Goho mereka mengajar mengajarkan teknik di beberapa negara. Di Muangthai berkembang menjadi Thai Boxing dan di Okinawa melahirkan seni beladiri Okinawate yang kemudian dikenal dengan nama Karate. Sementara yang menguasai Teknik Juho melahirkan lagi beladiri lain seperti Ju Jitsu, Aikido dan Judo. Kesimpulannya, bahwa seorang kenshi (murid) kempo memiliki semua kemampuan dari beladiri diatas. (aa/dbs)
Jiujitsu
VOA_ISLAM - Jiujitsu (bahasa Jepang,
jujutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari
beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Jadi tidaklah betul jika dikatakan
bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.
Jiu-Jitsu adalah suatu bela diri
yang bersifat fleksibel, ada kalanya lunak ada kalanya keras, ada teknik jarak
dekat ada pula jarak jauh, ada teknik mengikuti arus ada pula yang melawan
arus.
Kata "Jiu" atau
"Ju" juga dapat diartikan sebagai kelenturan atau fleksibel.
Sedangkan kata "Jitsu" atau "Jutsu" berarti teknik, cara
atau metode. Berarti Jiu-Jitsu adalah suatu bela diri yang bersifat fleksibel,
ada kalanya lunak ada kalanya keras, ada teknik jarak dekat ada pula jarak
jauh, ada teknik mengikuti arus ada pula yang melawan arus.
Jiujitsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.
Tehnik jiujitsu
Teknik-teknik Jiujitsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).
Jiujitsu Tradisional dan Non-Tradisional
Jiujitsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.
Tehnik jiujitsu
Teknik-teknik Jiujitsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).
Jiujitsu Tradisional dan Non-Tradisional
Gerakan dari kedua macam
"gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu
modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern
Jiujitsu terdiri atas bermacam-macam
aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya",
yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu
ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan
dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu
tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu
yang bersangkutan diciptakan.
Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Aliran Jiujitsu yang tertua di
Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi
Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu
yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang
didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama
Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.
Sedangkan cirri khas dari Jujutsu modern (seperti Gracie Jiu-Jitsu dari Brazil) biasanya menekankan pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang).
Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan diluar Jepang, namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri Ketsugo Ju-Jitsu ( Jujutsu) misalnya, diciptakan sendiri oleh Prof. Harold Brosious dari USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai pengembangan. Demikian juga dengan Small Circle Ju-Jitsu yang diciptakan oleh Prof. Wally Jay
Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American Jujutsu Association [www.americanjujitsuassociation.org] sedangkan di Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council [6]. Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).
TINGKATAN SABUK DALAM JU-JITSU
Warna sabuk atau ikat pinggang yang menunjukan tingkat keahlian dalam Jiu-Jitsu sebagai berikut:
Sedangkan cirri khas dari Jujutsu modern (seperti Gracie Jiu-Jitsu dari Brazil) biasanya menekankan pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang).
Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan diluar Jepang, namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri Ketsugo Ju-Jitsu ( Jujutsu) misalnya, diciptakan sendiri oleh Prof. Harold Brosious dari USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai pengembangan. Demikian juga dengan Small Circle Ju-Jitsu yang diciptakan oleh Prof. Wally Jay
Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American Jujutsu Association [www.americanjujitsuassociation.org] sedangkan di Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council [6]. Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).
TINGKATAN SABUK DALAM JU-JITSU
Warna sabuk atau ikat pinggang yang menunjukan tingkat keahlian dalam Jiu-Jitsu sebagai berikut:
- Sabuk Putih = Kyu VI (Roku-Kyu)
- Sabuk Kuning = Kyu V (Go-Kyu)
- Sabuk Hijau = Kyu IV (Yon-Kyu)
- Sabuk Oranye = Kyu III (San-Kyu)
- Sabuk Biru = Kyu II (Ni-Kyu)
- Sabuk Coklat = Kyu I (Ik-Kyu)
- Sabuk Hitam = Dan I (Sho-Dan)
- Sabuk Hitam = Dan II (Ni-Dan)
- Sabuk Hitam = Dan III (San-Dan)
- Sabuk Hitam = Dan IV (Yon-Dan)
- Sabuk Hitam = Dan V (Go-Dan)
- Sabuk Merah-Putih = Dan VI (Roku-Dan)
- Sabuk Merah-Putih = Dan VII (Shichi-Dan)
- Sabuk Merah-Putih = Dan VIII (Hachi-Dan)
- Sabuk Merah = Dan IX (Kyu-Dan)
- Sabuk Merah = Dan X (Ju-Dan)
Pergantian sabuk dari yang satu ke sabuk yang lebih tinggi harus terlebih dahulu menempuh proses ujian-ujian Ju-Jitsu baik ujian teknik Ju-Jitsu maupun fisik serta ujian teori tentang Ju-Jitsu.
sumber :
http://www.jujitsu-gresik.com
http://jujitsu.blog.friendster.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Jiu_Jitsu
http://jujitsu.blog.friendster.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Jiu_Jitsu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar